Monday, August 27, 2007

hmmm, Koleksi Kasus Darth Verocious 2

hmmm, beberapa waktu lalu karena keabsenanku, teman lamaku, Darth Verocious, terpaksa menulis sendiri tentang kasus2 yang dihadapinya. Belakangan inipun dia cukup sibuk membina Kangkung, yang menuntutnya untuk tidak nyengir sembarangan, klo mo nyegir harus liat kiri kanan, liat spion dan kasih lampu sen dulu, baru boleh nyengir. Tapi sekarang aku kini sudah kembali dan siap menyajikan cerita2 menarik berdasarkan pengalaman temanku. Cerita ini berawal dari suatu pagi yang cerah, tiba2 datang Pak Pos ke rumahku. Dia membawa paket telegram (masih jaman, telegram?) untukku. Dari bungkusannya yang rapi dan diberi pita berwarna pink (telegram dibungkus gak sih? Anggep aja iya!), tampaknya dari seorang wanita. Siapakah? Ah, mungkin salah satu pasienku yang ingin mengucapkan terima kasih. Tanpa menunggu basi, langsung saja kubuka telegram itu. Isinya:

"Dear Watsonku, sudah berbulan2 kau tidak mengunjungi diriku yang malang. Ada hal menarik yang ingin kuperlihatkan padamu di sini. Cepatlah datang!

~Darth Verocious~

PS: Sayang sekali Watson, telegram itu bukan dari wanita bekas pasienmu, makanya Dont Judge Telegram by The Ribbon!
"


hmmm, seperti biasa pikiranku selalu mudah ditebak oleh temanku itu. Kebetulan aku juga sedang tidak ada kepentingan yang mendesak. Segera aku berberes2 dan memesan tiket kereta untuk menuju ke tempat kediamannya. Di dalam kereta aku terus penasaran cerita apalagi yang akan bisa kudapat dari temanku. Kemudian, sampailah aku ke tempat tujuan. Akupun segera mengetuk pintu rumahnya. Dari dalam terdengar suaranya,

"Masuk, Watson!" Di dalam kulihat temanku sedang bersandar di kursi malas (padahal temanku ini amat rajin (semoga)), matanya setengah terbuka seperti memikirkan sesuatu.
"Duduklah, Watson." Akupun segera duduk. Lalu bertanya padanya,
"Hal menarik apa yang bisa kau perlihatkan padaku, Verocious?"
"Oh, sebelum itu...silakan kau ke kamar mandi dulu, demi kenyamanan kita bersama."
"Tentu saja, barusan aku mau bilang...Tunggu bagaimana kau tahu?" tanyaku keheranan, sedangkan teman lamaku tersenyum.
"Sederhana, Watson, sederhana. Suaramu agak bindeng, tetap kulihat kau tidak pilek, itu berarti banyak upil di hidungmu. Lalu ketika kusuruh kau duduk, kau malah memiring2kan tubuhmu, terlihat jelas olehku kau ingin mencari posisi yang tepat untuk kentut. Kau terlalu lugu seperti biasa, Watson. Nah, sekarang sebelum kentut itu terlepas, bersegeralah kau ke belakang, mengupillah dan kentut sepuasmu di sana!"
"Benar juga." Aku segera berlari ke belakang sambil menahan malu.

hmmm, setelah selesai "berbenah diri", aku segera menagih janjinya sekalian juga mengalihkan perhatian dari hal memalukan tadi. Ternyata sobatku sudah siap di depan TV lengkap dengan DVD Playernya, sedangkan tangannya memegang kepingan DVD berwarna merah. Aku bertanya padanya,

"Kita ingin menonton? Apakah film Jenggo?"
"Tentu tidak, Watson. Di masa2 PMB seperti ini (dan seterusnya, tentu saja), aku harus terlihat sempurna di depan Kangkung. Apa kata Scotland Yard bila melihat aku membentak2 Kangkung dengan muka mesum?"
"Kalau begitu apa yang akan kita tonton?" Dia tidak menjawabnya, dia langsung menyetel kepingan DVD berwarna merah itu.

hmmm, di layar terlihat 4 judul film:
- Die Hard 4
- Memento
- Pan's Labyrinth
- The Pianist


Setelah selesai menonton bersamanya, aku merangkum komentarnya terhadap film2 itu.

Die Hard 4 - Live Free Die Hard
"Lihatlah Watson, film ini adalah tentang hacker2 yang terlalu jago, film ini juga bercerita tentang hoki vs skill, brute force vs kungfu, cinta ayah-anak (anaknya lumayan imut juga, padahal bokapnya serem gitu) vs cinta penjahat, yang membuat film itu tidak berisi kekerasan semata; dan tentu saja good vs evil. Sayang sekali akhirnya selalu bisa ditebak, kebaikan selalu menang."
"Lalu si Om Bruce Willis yang sudah bermain ke-4 kalinya di seri Die Hard ini benar2 pantas sebagai polisi botak berdarah2 (bukan botaknya yang berdarah, eh botaknya juga berdarah deng), kalau si Bari cocok jadi instruktur aerobik keriting berminyak." lanjutnya lagi.
"Dari seri2 sebelumnya, yang dulu kita tonton bersama juga, Watson, film yang ini tidak kalah serunya, mungkin Die Hard 4 ini benar2 mewakili judul filmnya...susah tenan matinye...mirip kecoak, Watson, cuma yang ini botak dan bawa pistol."
"Full action, Watson. FBI, NSA, CIA dll di sini tidak banyak berguna, 1 John McClane + 1 hacker muda sudah cukup membasmi para musuh + Total kendali sistem + F35!!! Sangat layak buat hiburan tanpa banyak berpikir." Aku cuma mengangguk2 saja.


Memento
"Ah, film buatan sutradara yang ahli, Watson, si Christopher Nolan. Dia juga yang membuat The Prestige dan Batman Begins."
"Lalu tentang apa sebenarnya film ini, Verocious?" Aku bertanya padanya.
"Ini adalah cerita seorang pria yang sangat tidak cocok dengan lagu I Remember. Ia pria lugu yang mendengarkan dengan kuping kanan, tetapi langsung keluar dari kuping kiri seluruhnya beberapa menit setelahnya. Di film ini, misinya adalah memburu pembunuh dan pemerkosa istrinya."
"Adegan pertama dari film ini adalah mayat. Ya, mayat." kata teman lamaku dengan misterius, aku segera teringat sesuatu.
"Tunggu sebentar, motif mencari pembunuh seseorang yang berhubungan dekat dengannya dan adegan pertama adalah mayat. Ini mengingatkanku pada film busuk Brick."
"Sudah kuduga kau berpikir begitu, Watson. Tapi ini benar2 berbeda. Si tokoh utamanya, Leonard, jauh lebih keren tampang dan tingkah lakunya dari si Brendan basi itu. Sama2 memuat teka-teki, tetapi film ini berhasil memunculkan rasa penasaran akan kelanjutan ceritanya dan endingnya....." Dia terdiam sejenak seakan ingin membuatku penasaran.
"Kenapa dengan endingnya?" Aku bertanya dengan betul2 penasaran.
"Hampir saja terlepas, Watson. Aku lupa di luar sana, banyak orang awam yang tidak tahan dengan spoiler, Watson, kau harus ingat itu. Yang bisa kukatakan di sini, endingnya sangat worth it, berbeda jauh dengan Brick, film 5 kancut itu. Mungkin kalau dibandingkan bagaikan kancut dari karung dengan celana jeans dari sutra." kata temanku diplomatis, lalu dia mealanjutkan lagi.
"Soal penuturan filmnya, juga unik, Watson, sama seperti film The Prestige. Cuma bedanya kalau The Prestige alurnya maju mundur, maka Memento alurnya selalu mundur. Susah memang pada awalnya memahami maksud dari Nolan, tapi seperti The Prestige juga, ceritanya menjadi seru dan membuat penasaran. Sayang sekali kita baru menontonnya tahun 2007, Watson. Padahal film ini diproduksi tahun 2000."
"Apakah kita perlu bunuh diri?" Tanyaku kepadanya.
"Oh, jelas tidak perlu, Watsonku yang malang. Mereka2 yang belum menonton padahal sudah diberitahu itulah yang pantas untuk bunuh diri."


Pan's Labyrinth
"Tersebutlah suatu kerajaan bawah tanah, putri dari Rajanya amatlah ingin pergi ke dunia atas, katanya sih ingin melihat matahari, tetapi dilarang oleh sang Raja. Pada suatu ketika, si putri itu nekat juga pergi ke dunia atas dan merasakan akibatnya menjadi buta dan sekarat gara2 pengaruh matahasi yang terlalu kuat pada tubuhnya yang tidak cocok berada di dunia atas. Sang Raja amat sedih, tapi dia yakin suatu saat putrinya akan bereinkarnasi kembali."
"Verocious, aku mengantuk. Aku bukan bayi, tidak perlu didongengi lagi." Aku memprotesnya.
"Tenang, Watson. Itu cuma pembuka dari film ini, sedangkan film ini bercerita tentang proses pulangnya si Putri Ofelia, yang kini jadi manusia, kembali ke kerajaan bawah tanah dengan panduan seekor Faun (mungkin ada yang mengenalnya dengan sebutan Baphomet atau Satyr). Mungkin film ini cuma dongeng, tapi tidak cocok buat bayi, Watson, camkan juga itu."
"Ceritanya jauh lebih gelap dan bermakna daripada cerita kacangan Chronicles of Narnia atau Charlotte's Web, yang memang untuk bayi."
"Film ini berlatarkan Spanyol tahun 1940an, bahasa yang dipakai juga bahasa Spanyol (tidak mungkin bahasa Tegal). Film ini terbagi atas 2 permasalahan, perang antara Kompi kecil tapi kejam yang dipimpin oleh sang Kapten (lupa namanya, tapi disebutnya cuma Kapten2 doank), yang juga ayah tiri dari Ofelia melawan gerilya yang menyusupkan mata2 di dalam Kompi tersebut; lalu permasalahan 1 lagi adalah cerita tentang Ofelia sendiri dan usaha2nya untuk kembali ke kerajaan bawah tanah."
"Walaupun film ini cuma dongeng dan sangat bagus, tapi tidak disarankan untuk menontonnya bersama bayi2, apalagi bayi2 yang sedang makan. Bukan karena ada adegan yang disenangi Jenggo, tapi adegan2 yang membuat Yoyo melupakan makan siangnya. Kebetulan sekali, Watson, kau seorang dokter, jadi aku tidak khawatir padamu. Akupun ketika menonton film ini sambil makan dan sampailah ke adegan kodok mencret, sempat terkejut juga, untunglah aku tidak selemah Yoyo, lanjut saja makannya."
"Sebentar, tetapi mengapa judulnya Pan's Labyrinth? Kulihat tidak ada seseorang yang bernama Pan di situ." Aku bertanya pada temanku, walau tidak yakin dia tau jawabannya.
"Bagus, Watson. Kini kau mulai memperhatikan hal2 kecil. Ingatlah, hal2 kecil juga mungkin bisa berarti pada penyelidikan dan bisa membawamu ke titik pencerahan. Judul asli dari film ini adalah Fauno's Labyrintho (atau semacamnya), yang kalau di-Inggriskan berarti Faun's Labyrinth. Tapi karena suat sebab judulnya dibuha jadi Pan's Labyrinth."
"Tapi, Watson, ada teori dari orang awam. Orang awam aneh itu (Da*i) berkata bahwa judulnya diubah supaya tidak disalah artikan jadi Fawn's Labyrinth (Labirin anak rusa). Sudah jelas ini salah, karena Pan's Labyrinth sendiri lebih rentan disalah artikan jadi Pants Labyrinth (Labirin kancut), bahkan kalau penulisannya betulpun, bisa disalah artikan menjadi Labirin Panci. Dasar orang awam itu....Hua Ha Ha Ha Ha.....Goblog!."
"Lalu apa alasan sebenarnya?" Aku jadi makin penasaran setelah merenungi kebodohan orang awam itu.
"Sederhana, Watson, Sederhana..." kata2nya makin membuatku penasaran.
"Ya, mengapa dinamakan jadi Pan's Labyrinth?"
"Nanti kalau dinamakan Panjul's Labyrinth, kau bertanya juga 'Mengapa dinamakan Panjul's Labyrinth?' Sudah, terima saja!" jawabnya dengan diplomatis.
"Benar juga." Aku membenarkan.


The Pianist
"Cerita yang mengharukan, Watson, tapi bagi yang cengeng saja. Kisah Gutts di Berserk jauh lebi tragis lagi."
"Maksudmu cerita The Pianist menyedihkan, tapi ada yang lebih seru, begitu sobat?"
"Yang lebih sedih, banyak. Tapi ini adalah kisah nyata, tentang seorang pianis Polandia yang dijajah Jerman pada masa WW2. Dia berusaha bertahan hidup dengan cara bergerilya. Tidak banyak yang bisa di-preview di sini, tapi ceritanya cukup menarik. Ditambah lagi muka si Wadek Siupilman (diperankan oleh Adrien Brody) sangat melas dari sananya menjadi nilai tambah untuk film ini."
"Di film ini juga ada pesan moral yang terkandung, bila kita menolong orang lain maka orang lain akan menolong kita juga. Oke, itu tidak terjadi di film ini, yang benar 'bila kita menolong orang lain, maka orang lain berniat menolong kita juga, walau tidak jadi ditolong."
"Pertahanan hidup Siupilam memang hebat, tapi tida sejago Tarzan, atau Tom Hanks di Cast Away dan di Terminal yang juga kisah nyata. Tapi film ini juga lumayan untuk dinikmati, walaupun mungkin bisa beresiko kebosanan, karena durasinya yang lama."




hmmm, setelah selesai menonton ke-4 film itu dan membanding2kannya, maka aku dan teman lamaku sepakat bahwa peringkat film2 itu adalah sebagai berikut:
Die Hard 4 = Memento = Pan's Labyrinth > The Pianist (bukan berarti The Piabnist jelek, tapi harus ada yang di bawah. Setelah berbincang2 dan minum teh gaya Inggris bersama teman lamaku, aku akhirnya harus pamit kepada temanku. Akupun meninggalkan rumahnya dengan gembira, setelah mendapat pengalaman menonton 4 film luar biasa (tidak ada yang jelek dan tak pantas ditonton). Aku sangat menantikan kesempatan selanjutnya untuk berpetualang atau menikmati hari lagi bersama temanku, Darth Verocious.

Tuesday, August 14, 2007

hmmm, Frutang Ajaib

hmmm, beberapa hari yang lalu. Setelah pulang dari berjalan2 (Berjalan? Tidak juga, sebenarnya duduk2 di atas motor saja), lampu Ultraman di HUD dashboard motor berkedap-kedip. Pertanda bensin sudah mulai habis. Dengan berat hati (Fakta! Hati adalah organ terberat pada manusia.....dewa juga!), terpaksa membelokkan motor ke POM bensin terdekat yang kebetulan milik Pertamina. Lalu apa? Ada motor ninja yang diisi bensin berlebih lalu tidak mau membayar? Salah, itu sih baca aja di blognya si Hariage-Kun. Ternyata POM Bensin itu cukup besar dan bagus, terbukti dari pelanggannya yang banyak. Untunglah stand buat motor dipisah, jadi tidak perlu mengantri bersama truk-truk dan bis-bis.

hmmm, di POM bensin ini juga semua pegawainya memakai seragam yang lengkap beserta topinya sekalian. Seragamnya berwarna merah, yah mirip2 pegawai Alfamart gitu deh. Tidak seperti di POM bensin lainnya (Pertamina), seringkali si tukang colok selang tidak berpakaian sewajarnya, untung saja belum pernah menemui petugas yang cuma berkutang (celananya juga dipakai, tentu saja...jangan berharap!). Mungkin di Shell atau di Petromax, semua petugasnya sudah berseragam. Jadi bisa dibilang POM bensin ini adalah kawasan percontohan teladan buat POM bensin Pertamina lainnya.

hmmm, selagi menunggu giliran, iseng-isenglah membaca tulisan-tulisan yang tertera di situ, salah satunya adalah SOP (Standard Operation Procedure bukan Sarimin, Otong dan Paiman). Sebenarnya sih standar2 saja SOP mereka (namanya juga ada standardnya), seperti meteran harus 0 sebelum mengisi, gelas harus penuh sebelum dan sesudah pengisian, dll. Tetapi ada yang menarik di beberapa poin SOP-nya.

i. Selalu melayani pelanggan dengan 3S (Senyum, Sapa dan Salam) karena pelanggan adalah raja (Hmmm, kebetulan kali ini pelanggan adalah DEWA).
i+1. Selalu mengucapkan terima kasih pada pelanggan.

Lalu, di stiker yang menempel di salah satu mesin pengisinya bertuliskan "Jika petugas tidak memberi 3S (Sapa, salam dan senyum) dan ucapan terima kasih, maka Anda berhak mendapatkan segelas Frutang."

Mirip dengan modus operandi Alfamart kalau tidak salah, bedanya kala di Alfamart, kita akan mendapatkan sebungkus gula pasir bila petugas lupa menanyakan kartu keanggotaan XXX Club ato semacamnya.

hmmm, sampailah pada giliran gw. Kebetulan di belakang sudah tidak ada yang mengantri. Lagi2 menemukan sesuatu yang menarik, sebuah papan pengumuman berisi tentang Karyawam Terbaik Bulan ini. Ternyata muke gile yang terpampang di pengumuman itu sama dengan orang yang melayani waktu itu. Bedanya yang terpampang di papan pengumuman itu lengkap dengan mulut yang nyengir, sedangkan aslinya sedang tidak nyengir. Setelah selesai mengisi bensin, di tetap tidak tersenyum.

KTB (Karyawan Terbaik Bulan Ini): Mas, lagi haus gak? Saya kasih Frutang gratis nih.
DV (Darth Verocious): (Gw pikir dia mo nyuruh gw minum bensin) Hmmm, oh iya boleh, Mas. Kebetulan emang lagi haus, mo mampir ke kios terdekat agak malas.
KTB: Tapi saya gak usah senyum ya (Sambil nunjuk ke stiker bertuliskan tentang tata cara ber-Frutang).
DV: Hmmm, gak papa deh Mas. Lagian senyumnya gak bisa saya minum. Makasih ya.
KTB: Oh, makasih kembali (sambil senyum juga).

hmmm, dan pergilah gw melanjutkan perjalanan dengan tenggorokan terbebas dari rasa haus dan bensinpun full tank. Lumayanlah, dapet Frutang gratis, tapi masih disenyumin ama dapet makasih juga. Oh, Karyawan Terbaik Bulan Ini.....namamu tidak akan pernah kulupakan.....Eh, ngomong2 nama mas2nya siapa ya?

Tuesday, August 7, 2007

hmmm, Koleksi Kasus Darth Verocious

hmmm, karena sobatku Watson sedang pergi bertugas untuk menyelesaikan suatu urusan entah di mana (Yang tentu saja dengan mudah kuketahui bila kuselidiki, tetapi biarlah tetap menjadi misteri untuk pembaca), apa boleh buat, kisah menarik ini akan kusajikan sendiri ke pemirsa. Mungkin gaya penceritaanku berbeda dengan gaya bahasa sobatku Watson, karena dia yang terbiasa menceritakan segala kehebatanku pada orang2 awam (termasuk kalian), tetapi biarlah sekali-kali Watson juga jadi pembaca bukan lagi penulis.

hmmm, beberapa waktu lalu, saat saya sedang tidak mendapat kasus (Sebenarnya banyak kasus2 sepele, tapi itu cuma menumpulkan otakku saja), terpaksalah saya menonton koleksi film2 pilihan dari Danu (nb: Danu, bukan Jenggo), soalnya saat bermain Marvel Ultimate Alliance juga lagi buncu di Castle Doom, terjebak di Ruang Ketawa. Cukup soal Marvel-nya, biarlah si Bram yang menceritakan tentang Marvel (seneng kan lo Bram?). Kebetulan di dalam koleksi film yang ke-n (n adalah elemen dari bilangan real) ini, terdapat 6 helai film (hmmm, apa satuan yang tepat untuk film?). Entah, n itu Ke-6 film beruntung yang sempat saya tonton dan analisis selama waktu senggang itu adalah:


  • Brick

  • Charlotte's Web

  • Eternal Sunshine of The Spotless Mind

  • Hot Fuzz

  • Summer Time Machine Blue

  • The Prestige


hmmm, mari kita mulai bagian yang paling mengasyikkannya, bagian mencela.

      Brick

    hmmm, film gak terkenal ini mendadak jadi terkenal (tapi masih tetep gak terkenal ya?) gara2 menang salah satu penghargaan film buat orang awam entah apa namanya. Pemerannya? Tentu saja orang awam semua, mungkin cuma 1 tokoh saja yang pernah sekali (berkali-kali lebih tepat) terlihat di film seri Heroes (pemeran Eden, si suara perayu) yang mulai kemarin mulai mengudara secara legal di Indonesia.

    hmmm, dari detik-detik awal, langsung terlihat mayat seorang wanita yang ternyata adalah mantan pacar si pemeran utama. Mulai dari sini, film ini langsung flashback ke waktu sebelum si mayat itu ganti status jadi mayat, lalu setelah itu dilanjutkanlah pencarian sebab-musabab penyebab kematian wanita itu beserta pembunuhnya. Sayang sekali, si tokoh utama ini tak pernah mendengar kehebatanku, karena kalau seandainya dia memintaku menyelidiki kasus ini, selesai sudah film ini pada 5 menit pertama (Sayang sekali 2 jam-an baru selesai).

    hmmm, back to tanktop. Pada 5 menit pertama, film ini terasa membosankan. Tetapi tidak pada 15 menit selanjutnya, karena ini.....lebih membosankan. Tunggu dulu, kalian belum melihat 30 menit selanjutnya, ternyata.....muembuosuankuan amat-amat. Ceritanya kita sudah pada titik aman pertama, yaitu pertengahan film, ternyata kalian orang2 awam tidak mengerti apa2 tentang apa maksud dari film ini. Mau melanjutkan? Siapa tau di akhir acara, kalian bisa mendapatkan 2 Miliar berupa ending yang bagus.

    hmmm, kentut yang diberi parfum jelas lebih wangi daripada kentut bablas. Ternyata, harapan selalu lebih indah. Di akhir film, kalian, orang2 awam yang bersabar cuma mendapat ZONK!!! Setelah mengikuti kasus ini sampai akhir, ternyata ending, penyelesaian dan penjelasannya cuma begitu saja. Rugilah 700 MB!!! Untung saja sobatku Watson belum sempat menonton film ini, mungkin kalau sudah, nafsu menulisnya jadi hilang.


      Charlotte's Web

    hmmm, film yang lumayan terkenal ini bercerita tentang persahabatan seekor babi bernama Wilbur (bukan ekornya saja, kepala, badan, dan kakinya juga termasuk!), kasihan sekali orang2 awam yang bernama Wilbur, disamakan dengan babi (hmmm, ada juga deng orang yang namanya dijadikan nama anjing dan kucing); dengan seekor laba-laba kejam yang egobabiis (lebih mementingkan babi yang hampir jadi barang kiloan di pasar daging daripada apa saja di dunia ini) bernama Charlotte. Bodohnya lagi, ada seorang anak perempuan teridiot sedunia bernama Fern. Dia membawa babinya ke sekolah dan ke kelasnya selama pelajaran berlangsung, karena babi itu satu2nya temannya di dunia ini. Mungkin suatu saat nanti, dia beruntung ditraktir naik kincir putar oleh seorang anak laki-laki yang belum tahu keidiotan anak itu. Kurang idiot menurut kalian? Memangnya kriteria idiot menurut kalian seperti apa? Membacakan dongeng di kandang babi untuk si babi, kuda, tikus, domba-domba yang tersesat dan bebek? Membawa si babi berjalan2 dalam kereta bayi? Itu sih terlalu idiot!!! Tapi, tunggu dulu...itu semua memang dilakukan si gadis idiot itu. Jadi kita setuju, sobatku Watson juga pasti setuju.

    hmmm, setelah mendapatkan informasi tentang keidiotan anak itu, lalu sayapun mencari fakta-fakta lainnya yang bisa membantu mengungkapkan kasus ini. Setelah sejenak berpikir di kursi malasku, kudapatkan lagi fakta-fakta menarik lainnya. Ada binatang yang karakternya sangat menarik, seekor tikus bernama Templeton. Menurutku, dialah entitas yang terpintar di film ini, mengalahkan manusia2 yang mau saja diperdaya babi dan laba-laba. Si Templeton menganggap si babi dengan sewajarnya, stok daging menjelang natal. Selain si tikus, sebenarnya banyak karakter2 binatang yang khas, seperti kuda yang penakut, domba-domba tersesat yang mengikuti pimpinannya dan juga bebek yang.....biasa saja. Namun, harus kuakui, pembawaan suara masing2 pengisi suaranya sangat pas dan bagus, apalagi buat si babi, tikus dan 2 burung gagak lucu itu.

    hmmm, lalu mengapa judul filmnya Charlotte's Web? Soalnya kalau judulnya Paijo's Armpit, nanti kalian akan bertanya juga mengapa judulnya Paijo's Armpit? Sederhana, Watson...sederhana...Selain itu, faktor minor yang mempengaruhi judul film ini adalah metode si Charlotte dalam menyelamatkan si babi dari takdir yang semestinya, yaitu.....Ah, nanti jadi spoiler dan tu akan merusak ke-tidakseru-an film ini. Mungkin bagi yang mau saja dibodohi, film ini menjadi menarik karena cerita anehnya dan kesimpatian pada babi. Mengapa kalian tidak simpati juga dengan ayam-ayam yang kini jadi Paket A dan Paket B di KFC? Tidak...tidak...saya tidak akan bertanya ulang dengan My Theory of Everything. Oh, otak kalian begitu mudah ditebak, ingat, seorang detektif mencari fakta dari segi psikologis juga.


      Eternal Sunshine of The Spotless Mind

    hmmm, ceritanya tentang 2 orang (Jim Carrey dan Kate Winslet) yang dulu saling mencintai tetapi kemudian oleh karena 1 dan lain hal, berpisah dan masing2 saling ingin melupakan tentang pasangannya masing2. Untunglah di film ini sudah ditemukan alat ajaib dari Doraemon yang bisa menghilangkan memori yang tidak dikehendaki.

    hmmm, tadinya si cowok tidak ingin menghilangkan memori tentang si cewek, tetapi setelah bertemu dengan si cewek yang telah menghilangkan memorinya, dia jadi kesal dan tergoda untuk menghilangkan memorinya juga. Masalah biasa, Watson...tapi mungkin enak juga bagi orang2 awam yang susah menghilangkan keluh kesahnya. Tapi ini cuma film, jadi sah2 saja ada mesin seperti itu, jauh lebih masuk akal daripada babi ajaib.

    hmmm, back to tanktop, Watson, pakai tanktopmu. Nah, ternyata setelah sedang mengalami proses penghapusan ingatan itu, dia menjadi sadar kenangannya terlalu berharga dan dia berinisiatif untuk menyelamatkan kenangan terindah itu walaupun dengan resiko otaknya rusak (saat proses penghapusan memori itu, dia berada dalam alam bawah sadarnya dan prosesnya tidak bisa dibatalkan). Berhasilkah dia mempertahankan ingatannya?

    hmmm, lagi2 keplin-planan manusia terlihat di sini, Watson. Lain kali tetapkanlah dulu hatimu sebelum melakukan sesuatu, karena sesungguhnya menyesal itu tak berguna. Mungkin dilihat dari ceritanya, lumayan bagus, tapi ceritanya terlalu sederhana. Agak membosankan melihat sebagian besar adegan cuma adegan2 kenangan 2 orang itu saja. Otakku lebih butuh hiburan yang lebih bagus, Watson. Dan lagi pula film ini tidak cocok dengan seleraku yang sempurna, Watson.



      Hot Fuzz

    hmmm, film yang satu ini lumayan kocak, bagi yang berselera humor sesuai dan mengerti. Kalau anda berselera humor seperti Srimulat sih, dipastikan takkan tertawa. Salah, tertawa sih tertawa, tetapi cuma tertawa ala Yudha, tertawa bengong tak berguna. Wok wok wok.

    hmmm, ceritanya tentang seorang polisi sakti penumpas kejahatan, tentu saja belum sesakti Superman ato Spiderman, cuman dia tingkat keberhasilannya dalam menangkap penjahat sangat tinggi, walaupun belum sebanyak keberhasilanku membongkar kasus penjahat juga. Lalu dia dipindahkan ke daerah operasi baru beserta teman baru dan penjahat baru juga tentu saja.

    hmmm, sangat sedikit yang bisa diceritakan di sini, Watson, kalau kau yang menulis, sekiranya bisa lebih banyak. Karena banyak hal yang kalau diceritakan akan menjadi spoiler juga. Intinya, kalau bisa menikmati, film ini beres (hmmm, semuanya juga begitu ya?). Walaupun beberapa lawakan ada yang jasjus, setidaknya jauh lebih lucu daripada Epic Movie atau Scary Movie 1++.



      Summer Time Machine Blue

    hmmm, mungkin film Jepang ini sedikit mirip dengan film Brick. Di mana 15 menit pertama begitu menggoda, menggoda untuk berhenti menonton ketidakjelasan film ini. Tetapi selepas 15 menit pertama.......Tada.....sama seperti Brick juga, benar2 busuk, Watson. tidak jelas isi ceritanya.

    hmmm, begitulah orang2 awam pasti menyimpulkan, Watson, tipikal. Pada kenyataannya, kalau semua hal semudah itu untuk ditebak, maka tidak perlu lagi ada detektif, benar begitu, Watson? Sebenarnya film ini ternyata menarik, namun pembukaanya kurang terasa menggigit dan tidak seru. Jadi ceritanya adalah tentang mesin waktu, lalu peristiwa2 gaib yang terjadi di awal2 film, perlahan tapi tidak pasti mulai terkuak satu persatu.

    hmmm, oh Watson, makin lama postingan ini semakin panjang saja. Garis besarnya, makin lama film ini makin bisa untuk diikuti, asal bisa bersabar saja untuk menonton dan sampai pada turning point, titik aman.


      The Prestige

    hmmm, ini dia maestro di antara ke-6 film di atas. Benar2 dahsyat Watson, ceritanya benar2 bagus dan pembawaannya sangat tepat. Wolverine vs Batman rocks!!! Ceritanya dimulai dari agak akhir, lalu perlahan2 maju mundur zig zag plotnya. Mungkin untuk para penonton awam, akan sedikit bingung dengan gaya film ini, tapi pasti sedikit demi sedikit mulai mengerti dan di akhir filmnya akan dibeberkan semuanya, benar2 ending yang GROOOOO, mantabhz ach!

    hmmm, ceritanya adalah tentang 2 orang pesulap dengan managernya masing2. Mereka saling bersaing demi melihat siapa yang lebih unggul. Masing2 saling menjatuhkan dan ersaing dengan tidak sehat dengan tipu dayanya masing2 (bahkan akupun hampir bingung melihat tipu daya mereka, Watson). Lalu, pada suatu waktu, si Borden (Batman) dan managernya menemukan trik sula ultimate, The Transported Man, si lawannya Angrier merasa trik lawannya kali ini begitu sempurna (Kau begitu sempurna, di mataku...halah, ketularan) sehingga melakukan cara2 kotor demi mendapatkan rahasia itu.

    hmmm, siapakah yang tertawa paling belakangan di antara mereka? Rahasia apapula yang terkandung dalam bunda yang mengandung (trik maut The Transported Man)? Pertanyaan2 itu akan terjawab dengan memuaskan di akhir cerita. Film ini betul2 menyentuh, Watson. Perasaan masing2 saat tertipu amatlah memiriskan hati. Film2 buatan si Christopher Nolan memang pada umumnya bagus2. Jadi pada pembaca bisa kusimpulkan fakta sederhana ini, "Yang tidak menonton The Prestige, pantaslah mereka bunuh diri."



hmmm, dari ringkasan2 singkat film2 di atas, maka klasemen akhir untuk film-film pada grup ini adalah (berdasarkan poin tertinggi):

The Prestige >>>>> Hot Fuzz > Summer Time Machine Blue > Eternal Sunshine > Charlotte's Web >>>> Brick


hmmm, sebenarnya ada 2 film lagi, yaitu Superman Returns dan Kronx's New Groove, yang keduanya dipinjam dari kakek Sidik, kurang tepat, kakaknya kakek Sidik untuk tepatnya. Tetapi kurasa, postingan kasus kali ini sudah terlalu panjang, Watson. Mungkin suatu saat akan ditulis juga?

hmmm, Watson...cepatlah pulang, ternyata menulis itu juga menghabiskan kalori dan resource di otak. Nah, dengan begini, jelas sudah rangkaian kasus yang telah kuanalisis, ternyata dari sesuatu yang sepele bisa menjadi petunjuk penting untuk memcahkan suatu kasus. Sampai jumpa lagi di kasus yang berikutnya.

Friday, August 3, 2007

hmmm, Apel Memang Jatuh tak Jauh dari Dewa-nya

hmmm, adek gw emang jago...si burjon ini (ya gw putusin namanya gw sebut burjon aja), setelah 2 tahun gw tabur dendam dan gw guyur terus pake aura gw. Akhirnya dia sukses menuntaskan dendam gw 2 tahun lalu.

hmmm, gud luck bro, ati2 di bandung! Sempet bingung juga gimana klo dia jadi mengikuti jejak gw...