Saturday, January 10, 2009

hmmm, Bandung-Puncak-Puncak (Two Towel)

hmmm, perjalanan liburan gw yang kedua yaitu ke puncak. Perjalanan ini dilakukan bersamaan dengan 4 orang awam lainnya, Burjongas, Burjongos, Burjongis, dan Burjonges. Untung saja ke-4 Burjong*s ini sepertinya gak baca blog gw, jadi sah2 aja nama mereka gw samarkan demi masa depan korban perkosaan. Selama perjalanan, kejadian semena2 diberakin truk tidak terjadi lagi, karena jalanan diisi oleh tuyul2 awam tipikal yang menghabiskan akhir tahun di puncak. Hooo, kami bukan tuyul tentu saja, oh yang 4 orang Burjong*s mungkin jenis spesiesnya tuyul, tapi gw definitely not. 5 orang (boleh saja menyebutnya sebagai 1 dewa, 4 tuyul, tapi nyebut 5 orang kayaknya lebih hemat) ini disatukan dalam 1 buah mobil yang nyaman dan terlindung dari asap2 knalpot. Benar! Sekarang kami adalah The Unberakable (Yang Gak Bisa Diberakin).

hmmm, maka sampailah kami, The Unberakable di Pila, yang terletak di angka Cimacan Valley, beberapa cm dari Puncak Pass. Sesampainya di sana, gw segera menyadari klo gw lupa bawa jaket, oh my dog! Perkomplekan vila Cimacan Valley ini masih lumayan relatif sepi dari penghuni waktu kami, The Unberakable sampai. Ada palang berisi peringatan "Hati2 Banyak Anak2!". Ternyata anak2 di komplek ini pada makan orang, untungnya gw cuma melihat beberapa biji anak2 lagi pada main ayunan, jangan sampai mereka menyadari kehadiran kamu. Hooo, rata2 penghuninya gw liat serumpun bangsa sama gw (bagi yang tau).

hmmm, pada saat menapakkan kaki di lantai teras vila tersebut, perut kami berlima serentak ngeband jazz, wew sebenarnya 1 orang perutnya keroncongan, dan 1 orang lagi dangdutan, tapi mayoritas pada nge-jazz. Hal pertama yang terlintas adalah berburu makanan, mungkin kita bisa menombak kelinci malang yang terjebak di bebatuan ato menyate kadal ato ular jika terpaksa di bawah sinar bulan yang temaram. Sayang sekali, ternyata makanan sudah lengkap disiapkan di vila dan dari Jakarta. Sungguh sayang sekali...

hmmm, makanan yang dipersiapkan lumayan lengkap, beras, ayam, naged, mi, kornet, kentang2an, jagung2an, dan banyak snake-snake lainnya. Hiburan yang sudah dipersiapkan berupa 2 set kartu, uno dan remi, satu buah PS2, satu buah laptop, satu buah kamera canggih, beberapa pasang sendal buat berjalan2, dan mas kawin berupa seperangkat alat solat. Karena kami, The Unberakable terdiri dari 5 orang, maka kartu remi jarang dimainkan, karena rata2 hanya muat 4 orang, sedangkan salah satu peraturan yang telah disepakati adalah dilarang ngautis.

hmmm, tapi kadang2 kartu remi dimainkan jika ada yang mengalah tidur, ato sistem kalah-ganti diberlakukan. Selebihnya uno-lah yang paling banyak membunuh waktu karena bisa dimainkan sekaligus ber-5. Permainannnya sederhana dan standar, cuma dengan beberapa tambahan, dan tambahan yang paling menarik adalah yang kalah harus duduk jongkok dan mangap sampai dia menang. Menarik bukan? Gw pengen nyoba lagi jadinya. Warning! Tuyul2 lemah dilarang mencoba di rumah ato di manapun.

hmmm, singkat kalimat, akhirnya kami, The Unberakable sampai di malam tahun baru, petasan dan kembang api rame banget serame2nya tanpa berhenti dari jam 8 malem sampe jam 1 taun berikutnya. Sambil menikmati kembang api, kami, The Unberakable membantai dan memanggang para ayam2 pengangguran. Hasilnya sih gak beda jauh sama hasil ayam panggangannya Farah Quinn, koki cewek di Trans TV, sama2 ayam panggang gitu loh, cuma mungkin rasa saja yang membedakan.

hmmmm, kemudian taun berikutnya kami, The Unberakable, pulang lagi ke Jakarta. Sekian dan terima kasih, sambil menunggu postingan berikutnya (seri ke-3), yaitu Puncak yang kedua, mari kita sama2 berharap dan mengusahakan acara Puncak akan jadi dilaksanakan. Amin.

hmmm, Bandung-Puncak-Puncak (Fellowship of Dering)

hmmm, back to old myself again. Ada yang aneh di sini, old myself itu seharusnya lebih tua atau lebih muda dari gw yang sekarang? Apalah, yang jelas gw masih muda sekarang, amin. Plurk sangat menyandera waktu gw untuk ngeblog, selain itu penelitian gw juga lagi hangat2nya dan gak bisa gw tinggalkan. Penelitian yang gw maksud di sini adalah petualangan mencari film2 apa saja yang gentayangan di dunia ini, ternyata ada banyak banget. Kembali ke judul, kenapa judulnya "hmmm, Bandung-Puncak-Puncak"? Soalnya klo judulnya "hmmm, Mak Erot Hidup Lagi", kalian semua pada kesenengan trus ke sono deh mumpung si emak idup lagi.

hmmm, SELAIN ITU, liburan gw emang rutenya sejauh ini Bandung-Puncak-dan-segera-Puncak-lagi (ayo marb!). Fellowship of Dering hanya sebagai penanda kalau ini bagian pertama dari sebuah trilogy epic.Mari gw renungi apa saja yang telah terjadi. Dimulai dari waktu pergi ke Bandung. Perjalanan ke Bandung dilakukan dengan motor, mendaki gunung, lewati lembah. Sungai mengalir indah? I dont think so, ada beberapa penampakan orang lagi shitting di kali. Di pegunungan ternyata jarang disentuh sama pak polisi, ini terbukti dari banyaknya truk2 dari jaman Firaun masih nongkrong di PIM, masih bergentayangan ampe sekarang. Truk2 itu pada ngangkutin batu kapur ampe bak belakangnya penuh, udah gitu di plat nomornya tercatat terakhir kali pajaknya dibayar adalah tahun 2001, sisanya? Tanpa plat nomor.

hmmm, truk2 keparat itu udah jalannya super duper lambat, knalpotnya pun mengeluarkan banyak dosa. Apalagi klo sedang terjebak persis di belakang si truk dan lalulintas tidak memungkinkan untuk ngedrift, bleh, selamat, anda telah sukses diberakin truk! Satu kali hisapan asap knalpot rasanya sudah mengurangi umur beberapa ratus tahun. Tapi, sempat terpikir untuk mengangkat topik TA dengan tema "Pemulihan Ketagihan Narkoba dengan Terapi Asap Knalpot". Idenya, karena narkoba itu bikin ketagihan, maka apabila narkoba dicampur dengan asap knalpot yang sekali-hisap-saja-sudah-kapok-mencoba-lagi, efek mereka akan saling menghilangkan. Well, tentunya klo korban blom tewas duluan gara2 kenyang asep knalpot.

hmmm, keracunan asap knalpot menimbulkan symptom2 sebagai berikut; blood clotting, nerve disgeneration, kidney failing, dan jaundice. Mereka semua bisa memicu penyakit autoimmune ato lupus. Tetapi kadang2 it's not a lupus, it is an ms. Haduh2, sori gw terlalu advanced menerangkan semua ini kepada kalian. Jadi terima aja klo asap knalpot menimbulkan kegoblokan seksual, seperti kalian menerima doktrin klo kalian itu lahir dari bodong emak kalian. Lho koq jadi ngebahas knalpot sih?

hmmm, sesampainya di Bandung, gw segera mengunjungi adik sesuai niatan awal. Beberapa hari kemudian, gw pulang lagi ke Jakarta karena tujuan sudah tercapai. Senang juga rasanya udah mengunjungi adik. Sehari beristirahat di Jakarta, besoknya gw dah jalan lagi ke Puncak. Oh, dah panjang juga ya ngetiknya. Mari lanjut ke postingan ke-2, Two Towel (Towel-Towel)...