Thursday, July 5, 2007

hmmm, I See Everything

hmmm, 2 hari yang lalu (Rabu dan Kamis) gw sibuk mencari sehelai uang (2 helai sebenarnya) dengan menjadi Pengawas SPMB. Walau honornya tidak seberapa, tetapi lumayanlah...honor tidak seberapa juga manusia...Gw kebagian ngawas di SMKN 6 yang terletak di Jalan Joko Sutonggos 2H, sekitar Blok M, bareng Yoyo, Mardi, Fithri, Nur, Krisna, Ican dan lainnya. Nyampe di sana waktu hari pertama, langsung digiring ke aula. Sebenarnya aulanya agak aneh, luas, tapi ada cermin2 terpajang di sepanjang salah satu sisi dinding. Mungkin di SMK itu diperbolehkan mengikuti rapat di aula sambil berbedak ria di cermin, entahlah...gak penting juga sebenarnya.

hmmm, tetapi bodohnya si Kepala Sekolah yang terlihat licik itu (Ican dan Yoyo udah sepakat klo muke KepSek-nya emang licik), berkomat-kamit di aula tanpa memakai mic. Hey! Sadarlah! Ini adalah aula, bukannya ruang kubur berukuran 2x1 meter! Mene kedengeren! Setelah bebacotan singkat (karena diburu waktu), mulailah memasuki ruang eksekusi. Setelah melakukan beberapa ritual, belpun berbunyi pertanda ke-19 orang beruntung yang berkesempatan diawasin ama gw boleh memasuki ruangan. Tadinya gw mengira mengawas = duduk diam bertapa pura2 melihat sekeliling. Kemudian gw sadar klo ngawas cuma gitu, seekor gorila yang dicukur juga bisa ngawas.

hmmm, tersangka pertama terdeteksi ketika gw pura2 keluar ruangan. Rupanya gw menuju ke pintu disalah artikan sebagai kesempatan dalam kesempitan, ada 1 tuyul celingak-celinguk kanan kiri, kemudian celingukannya berhenti lalu mesem2 gak jelas ketika celingukannya menyadari gw masih ada di pintu, mengawasi...1 mayat kena, untung gw masih baek di first blood ini. Ruangan mulai memanas, sebenarnya ada 1 kipas angin nganggur di atas. Tapi gw khawatir terhadap keselamatan lembar jawaban. Klo kipasnya gw nyalain, bisa aja lembar jawabannya tertiup angin dan jatuh ke lantai. Sedangkan kita tak tau di lantai ada apa, bisa saja ada ingus ato iler, ato bercak2 output dari peserta yang sedang mencret tapi memaksakan diri? Hiiiy, lagipula gw males ngambilin lembar jawaban cadangan di ruangan lain.

hmmm, di tengah2 waktu ujian ada lagi jasad terlihat, seorang cewek yang kedua tangannya berada di bawah meja dan tatapannya juga tertuju pada sesuatu di bawah, gw perhatiin terus, tapi dia tidak menyadari ada bahaya yang mengintai. Langsung aja gw berdiri dan tiba2 dengan sangat panik, dia berusaha terlihat normal dengan melipat tangan di meja ala anak TK, tapi semuanya sudah terlambat. Kemudian dia mulai terlihat resah, 18 orang lainnya juga jadi melihat ke arahnya. Demi menetralisir suasana, gw kembali duduk, 18 orang lainnya pun kembali mengerjakan seperti biasa. Tapi permainan tidak berhenti sampai di sini, first blood boleh2 saja berbaik hati, tapi yang kedua rasanya perlu sedikit digertak. Gw buka2 album peserta, sambil pura2 mencocokkan fotonya dengan muka aslinya (entah klo cuma topeng). Setelah itu, gw langsung menulis di berita acara. Melihat itu, da langsung pasrah dan tidak lagi berani menggapai sesuatu yang ada di bawah, padahal gw cuma nulis2 gak jelas doank, sekedar menggertak dengan trik psikologis. Lumayan ampuh buat 18 lainnya, bahkan sampai esok harinya.

hmmm, di hari kedua, gw ngawas dengan cara berdiri selama90 menit penuh, tapi tidak terlihat ada bukti untuk menghapus rasa dahaga untuk menulis di daftar dosa. Selesai ngawas, menuju aula lagi nyetor lembar jawaban. Konon katanya ada makan siank untuk para pengawas, tapi apa kata si kepala sekolah bermuka licik? Hari ini gak ada, makan siank adanya besok dan jatah hari ini diganti uang. Gw, Ican, Yoyo, dll mulai merasa sesuatu ada yang salah, terpaksalah mau ditipu Nur dengan makan di Ayam Bakar Geranti. Esok harinya, ternyata jatah makan siank kembali di-suspend, dan sebagai gantinya dapatlah uang makan senilai 5000 untuk 2 hari. Sial si kepsek muka licik itu, dikira gw makan encu dikecapin? Sepertinya tinggal tunggu azab tuh.

hmmm, saran2 dewa buat yang mo ngetes SPMB:


  1. Menaruh tangan di bawah meja walaupun cuma sebelah terlihat sangat mencurigakan, asumsi yang mungkin keluar adalah: ber-sms atau membaca contekan. Klo ada yg gatel, tapi gak mau garuk gara2 takut dikira mencontek, minta garukin aja ama temen sebelahnya.


  2. Terlalu cepat 3000 tahun untuk bisa mencontek di ruang yang diawasin gw, tidur jauh lebih baik. Siapa tau dapet wangsit di mimpi, kebetulan ngejawab dari mimpi tidak melanggar peraturan, tapi berharaplah ketika kau bangun, waktunya belum habis.


  3. Pasang muka besahabat, klo pengawasnya lagi badmood trus ngeliat mukalo bikin eneg, bsia2 ditulias di daftar dosa tanpa sebab. Sebisa mungkin, sewaktu foto untuk kartu peserta, permak muka sebagus mungkin biar bisa meningkatkan tingkat kebaikan pengawas, tapi jangan memaksakan diri. Klo jelek, ya jelek aja, daripada di foto imut/tampan tapi aslinya amit2/nampan, bisa dcurigai sebagai orang yang berbeda dan terancam tidak bisa mengikuti ujian.


  4. Berhatilah2 ketika pengawas keluar, jangan langsung nyontek, siapa tau pengawas itu sedang mengawasi dari balik jendela. HAAA! Itulah ekspresimu ketika tertangkap kering sedang berbuat asusila. Lalu kau panik sepanjang ujian, memikirkan namamu ditulis dalam daftar dosa atau tidak.

2 comments:

Irvan said...

oi, shoutboxnya error tuh...

Bang Ganteng said...

hmmm, mengigau...