Tuesday, July 31, 2007

hmmm, Berat Beban (Bebek Lamban)

hmmm, nemu tulisan keren di sehelai kertas fotokopian berjudul "Berat", terbitan SeNat (Selembar Nasehat) dari FUKI.

"Bukan BERAT beban yang membuat kita stress, tetapi LAMA-nya kita memikul beban tersebut." ~Stephen Covey

Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress, Stephen Covey mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya:
"Menurut Anda, kira-kira seberapa beratnya segelas air ini?"

Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr.
"Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama Anda memegangnya." kata Covey.

"Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin Anda harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat."

"Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya." lanjut Covey.

Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi. Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi.

Jadi, sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban pekerjaan. Jangan bawa pulang. beban itu dapat diambil lagi besok. Apapun beban yang ada di pundak Anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi.

Hidup ini singkat, jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya! Hal terindah dan terbaik di dunia ini tak dapat dilihat, atau disentuh, tapi dapat dirasakan jauh di relung hati kita.

Start the day with smile and have a good day




hmmm, ngember emang gampang, lebih susah buat ngepraktekin. Tapi tanpa disadari, gw berhasil melakukannya (bahkan sebelum membaca tulisan itu). Ya, inilah salah satu sifat gw yang onboard. Defaultnya, klo gw selese ujian, maka perasaan gw langsung lega, terlepas bagaimana ujian tadi terlaksana, mo gampang ato susah, tetep aja perasaan bersusah payah, khawatir dan takut langsung gw disable begitu selese dari ruang ujian. Setelah gw pikir2, klo abis ujian ato ulangan trus kita jadi waswas, waspada, kecewa, takut, khawatir, siapakah yang bakal rugi? Koh Abeng penjual flezdis di Glodok? Mungkin, tapi yang pasti kita sendiri yang rugi.

hmmm, khawatir, cemas atau takut (kct) terhadap sesuatu yang belum terjadi mungkin masih sah2 saja (walaupun jelek juga menurut pandangan gw), tapi klo kct terhadap sesuatu yang sudah terjadi dan kita gak bisa ngapa2in lagi sih bener2 percuma. Lebih percuma daripada mengupil pake jempol kaki, yah setipelah ama penyesalan. Seperti yang kita (ato gw doank yang tau?), menyesal sangatlah tidak berguna, menyesal baru berguna jika disertai tobat.

hmmm, masalah dengan mood mungkin juga kebanyakan karena terlalu senang mengenang sesuatu yang tidak enak, menyedihkan dan perasaan negatif lainnya. Untunglah, gw juga bisa menerapkan algoritma yang sama terhadap masalah ini, tapi jangan juga kabur dari masalah. Masalah ya diselesaikan, menghilangkan perasaan negatif akibat masalah jelas tidak sama dengan kabur dari masalah. Pain and Sadness lead you to stress and badmood, stress and badmood lead you to stupify (kebodohan, bukan mantranya Harry Poncret) and madness. Klo udah masuk state madness ato stupify, biasanya orang2 awam bisa melakukan hal2 dodol gara2 kesel ato badmood, padahal klo dari segi pandangan orang lain, pasti perbuatannya itu dianggap bodoh, bahkan oleh dirinya sendiri ketika sudah sadar ato sembuh dari state itu. Goblok kan? Baru nyadar ya? Selalu ambil sisi gampangnya aja (yang lebih baik lagi, sebenarnya ambil sisi yang baiknya), bukankah ada fairy language yang berkata:
"Apabila ada suatu masalah, bukankah solusi yang termudah itu adalah jalan keluarnya?"

hmmm, ember...ember...fairy language gak selalu benar, tapi kan gw selalu benar. Gw akuin deh gw juga beberapa klai (sangat jarang) terjebak di state badmood, tapi itu paling lama hanya bertahan sampai tertidur, begitu bangun, Alakazam! Lenyaplah negativities. Makanya, cepet2 deh buang sial, eh salah buang kesel, dendam, stress, dkk. Di salah satu websites, klo ga salah chucknorristhefacts atau chucknorrisisgod, ada entry yang kira2 begini isinya,

3 Besar Penyebab Terbunuhnya Manusia:
1. Chuck Norris.
2. Chuck Norris.
3. Penyakit.

hmmm, biarlah nomor 1 dan nomor 2, langsung aja liat nomor 3. Bukankah hampir semua penyakit makin bertambah parah bila sedang stress ato deprese, dan bukankah obat paling manjur itu adalah kebahagiaan dan kegembiraan? Tapi jangan berbuat bodoh bila terkena flu ato pilek, malah minum es krim yang ditaburin bakteri anthrax dengan alasan "ASAL HATI SENANG", klo gitu sih nenek2 salto juga tau itu namanya cari mati. Oh iya, entry yang lain di website itu juga bilang:
"If you dont know Chuck Norris, then you didn't exist"

hmmm, sotoy banget sih gw. Sotoy itu juga termasuk nama tengahku. Intinya sih, klo lo sedih2an, badmood2an mulu, you'll cease to exist! Waspadalah! Waspadalah!

5 comments:

hari_cihuy said...

kesambet lg nih orang..
hueueueue...
gimana mal bistik ayamnya?


piss...
(:p)

nisaihsani said...

entahlah mal, kurasa tak semudah membalikkan telapak tangan.

Bang Ganteng said...

hmmm, @hari: kesambet malaikat nih...Bistik ayamnya? Mamamia Lezatos, kebanyakan tapi, gak abis...mo nyobain bistik sapi nih, kapan har? Ato ke ortega lagi?

@nisa:yang pasti semudah membalikkan telapak tangan, entah telapak tangan sendiri atau telapak tangan patung pancoran...tergantung...

Anonymous said...

postnya kereeen... meskipun copy dari punya org... tak apalah...
berpikir positif... wedeh...

tumben lagi bener lo mal...
jaga iman yak?? hoho..

Bang Ganteng said...

hmmm, sebenernya sih gak usah dijaga iman gw udah terjaga, tapi gak ada salahnya juga

wok wok wok...