Monday, September 24, 2007

hmmm, Waroeng Menempel dan Bergetar

hmmm, ngeblog makin sulit...perkuliahan juga sedang panas2nya. Lagi minggu2 buat kerja rodi, 5 dari 7 mata kuliah ada bonus tugas semua, tadinya 6 sama SI, tapi untungnya udah lewat. Tinggal (masih) RPL, prolog, SC, TBA, ManPro. Kayaknya ada konspirasi antar dosen biar tugas bertumpuk. Aduh, dosa...sungguh dosa...berpikiran buruk terhadap sesuatu yang hampir pasti. Demi menyicil tugas, terpanggillah gw untuk dateng ke kampus hari Sabtu kemaren, berharap mendapatkan sesuatu yang berharga.

hmmm, ternyata misi berhasil. Progress tugas prolog dan TBA meningkat secara signifikan berkat bantuan Lia dan Krisna, misi mengerjakan RPL bersama Danu/i pun terpaksa ditunda sampai nanti (hari Senin) karena 1 dan berbagai sebab. Setelah mengerjakan 2 tugas itu dengan bersimbah darah, keringat dan air mata. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.05. Memang orang berdedikasi tinggi itu beda, mengerjakan tugas sampai lupa waktu. Saat itu, orang2 awam tentu saja sudah pulang semua. Lemah!!!

hmmm, di kampus tinggal beberapa tuyul dan 1 dewa, Yudha, Mardi, Nur, Irvan, Gw dan orang yang ikhlas. Lalu, timbul pro dan kontra dalam jiwa raga, naik bis atau kereta? Sebenarnya, cuma bingung mau pulang, berbuka di rumah tetapi terancam macet atau berbuka di luar. Sejujurnya, hati ini sudah ingin tuk pulang saja. Yudha pun sudah meng-kick starter Nouvo-nya yang malang, gw juga sudah bersiap2. Tetapi, Mardi lalu menarik2 supaya kami tidak meninggalkan kampus dan mengajak kami buka bersama di suatu tempat.

hmmm, rupanya si Mardi ini punya sindrom malas berbuka di rumah. Di saat bimbang, gw minta pendapat Yudha, tapi gw lalu menyadari meminta pendapat Yudha itu sia2 saja. Kutanya Irvan, dapatkah dia memberi pendapat yang tak terungkapkan, tapi mengapa dia malah bilang berbukalah di sini. Ya sudah, gw turuti saja keinginan mereka. Lagipula melihat muka Mardi yang begitu melas dan mengingat postingan2nya yang malang, gw jadi tidak tega...wok wok wok.

hmmm, mengenai tempatnya, kami sepakat bertanya pada mbah segala tau rumah makan di depok dan sekitarnya, yaitu Mbah Nur. Kami cuma memasukkan input2 dan constrainnya (dan koin) ke Mbah Nur, lalu Mbah Nur loading sebentar, kemudian setelah nada sambung terdengar, outputnya keluar lewat mulut Mbah Nur dalam bentuk print-an...tapi bo'ong. Constrain2 yang kami masukkan kriterianya sebagai berikut: Tempat makan yang murah, tersedia minuman aneka rasa, tidak jauh, enak, tajam dan terpercaya. Dan output yang keluar adalah: Waroeng Menempel dan Bergetar, yang terletak di Jalan Margonda.

hmmm, sambil menunggu berangkat, tuyul2 itu pada bermain pingpong. Setelah mepet waktu berbuka, baru mereka sadar kalau waktu adalah nyawa. Terburu2lah kami menuju ke TKP. Setelah disiksa macetnya Margonda, akhirnya nyampe juga ke TKP. Tapi ternyata parkirannya sudah penuh, apalagi para makhluk kelaparan itu! Benar saja, di dalam Waroeng, makhluk2 itu sedang ber-kuldesak ria. Constrainnya ternyata kurang 1: tidak penuh. Berhubung adzan sudah terdengar dan ada kurma serta air mineral gratis nganggur, dicomot saja sambil menunggu para makhluk itu selesai. Karena mengaplikasikan multi-threading, kami berpencar, ada yang jaga Waroeng, ada yang liat2 tempelan tulisan tangan Celeb's Comment, ada juga yang (pura2) sholat Maghrib. Sholatnya pun multi-threading, ada yang di Waroeng, ada juga yang di SPBU.

hmmm, abis semua selesai solatpun, ternyata Waroeng-nya tetep penuh, bahkan Mbah Nur dah wanti2 ke penunggu meja, tapi dicuekin. Maka kami semua memutuskan pindah ke Bakmi Japos, tapi baru sampai di depan tempatnya, ada poster raksasa yang bertuliskan:
"WOW, HANYA 775 RIBU untuk 25 ORANG!" Kentut Iblis!!!

hmmm, seandainya gw berak duitpun, masih mikir2 buat makan di situ. Kecuali "WOW, HANYA Rp25 RIBU untuk 775 ORANG!", Harga yang "WOW, HANYA" saja mencapai 30 ribu++ per jiwa. Bagaimana klo menu yang "WOW, MENU UTAMA!". Nah klo gini, walaupun lagi sembelit, hajar aja, Bleh!!! Melihat poster laknat di Bakmi Japos, kami lalu berjalan menuju ke Detos. Cih, ternyata ke Detos-Detos juga akhirnya. Sampai di tengah perjalanan, orang yang ikhlas lalu mengusulkan untuk membawa motor sekalian, agar tidak repot balik lagi ke parkiran Waroeng abis makan di Detos.

hmmm, namun tak kuduga, kurogoh saku celana, THR, duit dan dompet...untungnya masih ada. Namun tak kuduga, ternyata meja di Waroeng Menempel dan Bergetar sudah ada yang kosong. Dugaan gw, pasti ada makhluk2 yang sedang mengobrol tak tahu diri sehabis makan, trus mereka melihat muka Mardi yang melas, mereka pun jatuh iba dan memberikan tempat itu kepada kami. Kebahagiaan tidak berhenti sampai di situ saja, Sang Orang yang Ikhlas itu menawarkan diri untuk mentraktir kami, asal harganya masih belasan ribu per orang. Dasar oportunis, banyak yang sengaja memesan makanan dan minuman seharga 19500. 19500 juga (manusia) masih belasan ribu sih.

hmmm, kami semua terlihat bahagia saat itu, ya iyalah. Ditambah lagi, beefstick dan milkshake brown yang gw pesen benar2 maknyus, pemirsa. Ayam2an sudah cukup di ortega, kali ini saatnya sapi2an. Begitu juga Brown Milk pake Ovaltine cukup di kantin Fasilkom saja, sekarang saatnya Milkshake Brown. Walaupun baru mulai makannya terlambat dari waktu buka puasa, tapi semuanya terbayarkan...hiks...hiks...hiks...(Ini ditulis sambil menangis terharu lho). Sehabis makan, kami sangat berterima kasih kepada orang yang ikhlas itu. Dan sebagai penghargaan terhadap Waroeng Menempel dan Bergetar atas menu mereka yang enak, kami meninggalkan dekorasi garpu-pisau-tusuk gigi yang bernilai seni tinggi di meja peninggalan kami. Akhirnya, kamipun pulang. Lumayan, another interesting Saturday...

No comments: